By -

Polimedia Inovasi Bioplastik Ramah Lingkungan dari Nata de Coco

Selama ini, sampah plastik masih menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan. Karena itu, butuh inovasi baru agar alam tetap lestari. Hal ini yang coba dilakukan oleh Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) dengan membuat inovasi bioplastik berbahan dasar nata de coco yang dapat digunakan sebagai alternatif plastik ramah lingkungan. Adapun inovasi bioplastik dari nata de coco merupakan hasil penelitian bersama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Polimedia. Tentu ini untuk menjawab persoalan yang ada di masyarakat, khususnya terkait dengan penggunaan plastik untuk kemasan makanan.

Riset ini melalui program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri bagi Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Menurut Kepala P3M Polimedia, Handika Dany Rahmayanti, pemilihan bioplastik dari nata de coco karena ingin membawa kearifan lokal Indonesia. Dikatakan Handika, Indonesia masuk dalam 10 besar negara penghasil kelapa di dunia. Oleh karena itu, ia ingin menampilkan bagaimana kearifan lokal dengan sentuhan teknologi bisa menjadi solusi masa depan untuk industri kemasan yang lebih ramah lingkungan.

“Apalagi saat ini plastik menjadi pembahasan di mana-mana dan bioplastik dari nata de coco bisa menjadi alternatif untuk industri kemasan,” ujar Handika dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Jumat (14/4/2023). Untuk keunggulan plastik kemasan dari nata de coco ini adalah sifatnya yang mudah terurai. Hasil pengujian degradasi menunjukkan bahwa bioplastik nata de coco ini mampu terdegradasi sebesar 60 persen selama 15 hari di tanah. Baca juga: 4 Kelebihan Politeknik daripada Universitas, Info bagi Calon Mahasiswa Selain itu, tingkat transparansi dari bioplastik ini juga di atas 90 persen dengan kekuatan tarik yang sudah sesuai dengan standar SNI.

Selama ini standar kekuatan tarik yang ditetapkan SNI adalah 24,7-302 Mpa. Sementara itu, bioplastik dari nata de coco sudah mencapai 25,74 Mpa. “Dan tidak ada migrasi zat di dalam bioplastik saat digunakan untuk mengemas sehingga sangat aman untuk mendukung industri makanan maupun minuman,” terang Handika. Ia mengatakan, mahasiswa Teknik Mesin dilibatkan dalam pembuatan mesin, seperti mesin pemotong untuk menghasilkan lembaran-lembaran tipis nata de coco.

Pembuatan mesin tersebut dikerjakan melalui skema pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL). “Jadi, satu kelas kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan mesin-mesin,” tutur Handika. Sedangkan para mahasiswa dari Jurusan Teknik Kemasan bertugas untuk membuat beberapa formula serta komposisi bioplastik, seperti formulasi untuk mengejar tingkat transparansi kemasan serta formulasi kekuatan bioplastik. Selain mahasiswa, riset bioplastik juga melibatkan mitra industri pada rencana pengembangan produk bioplastik dari nata de coco sebagai kemasan makanan pengganti alumunium foil. Inovasi bioplastik Polimedia ini kemudian ikut ditampilkan pada Hannover Messe 2023 di Jerman 17-21 April 2023.

“Dari Hannover Messe 2023 juga kami harap bisa mendapat mitra industri baru untuk pengembangan produk,” harap Handika.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Polimedia Inovasi Bioplastik Ramah Lingkungan dari Nata de Coco”, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/edu/read/2023/04/14/114155871/polimedia-inovasi-bioplastik-ramah-lingkungan-dari-nata-de-coco?page=all.
Penulis : Albertus Adit
Editor : Albertus Adit