Atasi Limbah, Polimedia Ubah Masker Jadi Filamen 3D Printing
Tim Riset Politeknik Negeri Media Kreatif, Kolaborasix mengatasi limbah masker menjadi Filamen 3D Printing atau bahan baku printer 3D. Pengelolaan limbah masker ini menjadi perhatian seiring dengan penggunaan masker di masa Pandemi yang dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Sebuah hasil studi mencatat 129 miliar masker digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia setiap bulannya atau 180 juta setiap jam.
Ketua Tim Riset Kolaborasix, Gema Sukmawati Suryadi menjelaskan bahwa riset ini akan mengubah limbah masker sekali pakai menjadi Filamen 3D Printing yang saat ini banyak digunakan pada mesin Printer 3 Dimensi. Masker yang diolah hanya limbah masker domestik atau limbah yang berasal dari rumah tangga. Karena jika menggunakan limbah rumah sakit memiliki aturan khusus yang sulit untuk dilakukan.
“Kami mengolah limbah masker menjadi Filamen 3D Printing. Tapi yang kita olah hanya limbah domestik atau rumah tangga” jelas Gema saat diwawancarai di Polimedia, Jakarta (18/05/2022).
Meski yang diolah limbah domestik, namun proses desinfektan tetap dilakukan dengan ketat. Dimulai dari pembersihan menggunakan etanol 70% dan dioven 80 derajat celcius selama 1 jam. Selanjutnya masker di panaskan dan digiling sehingga menjadi cacahan kecil. Hasil cacahan tersebut diekstruksi menjadi Filamen 3D Printing. Saat ini Kolaborasix dalam proses pengujian sample dari masing-masing formulasi masker tersebut. Riset ini meleburkan limbah masker yang diolah dengan bahan Polypropylene (PP) sehingga saat hasil ekstrusi dapat menjadi Filamen 3D Printing.
“Proses desinfektan tetap dilakukan dan di oven sehingga tetap aman. Hingga saat ini sedang uji sample dari campuran masker dan bahan PP” jelas Gema.
Riset ini dilakukan bekerja sama dengan PT Interstisi Material Maju (IMM) untuk melakukan pendampingan teknis dan analisis kelayakan produk saat dihilirisasi. Selain itu juga IMM juga membantu Kolaborasix dalam melakukan kajian Tekno-Ekonomi serta analisis dampak lingkungan dari proses perubahan limbah masker tersebut menjadi Filamen 3D Printing.
“Kolaborasix berkolaborasi dengan PT IMM dalam melakukan analisis kelayakan, kajian tekno ekonomi, sehingga Filamen 3D Printingyang dihasilkan dapat dipasarkan dengan baik” ucap Gema.
Riset Inovatif Produktif (Rispro) ini merupakan pendanaan yang diterima melalui kolaborasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Kementerian Keuangan. Harapannya agar riset yang dapat dihilirasi di masyarakat dapat terus berkembang dan digunakan sepenuhnya untuk kepentingan orang banyak.
Kolaborasix ini dibentuk tidak hanya sekadar dosen saja, namun juga bersama mahasiswa Polimedia sebagai wujud Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) yang digaungkan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim saat ini. Kolaborasix terdiri dari Gema Sukmawati Suryadi sebagai Ketua Periset, Cholid Mawardi, Elviana, dan Freddy Yakob sebagai anggota periset, serta Yoga Kallagyan dan Dominicus Victor Adipratomo sebagai asisten periset.