By -

Dihantam Pandemi, Industri E-Sport Menjadi Profesi Baru yang Kian Eksis

JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Ekonomi dunia terguncang oleh pandemi Covid-19. Namun, industri yang satu ini justru semakin menggeliat dan berkembang. Bahkan, kian hari semakin memberikan ruang yang terbuka bagi lahirnya lahirnya profesi baru, khususnya bagi generasi milenial.

Industri yang dimaksud adalah industri esport (kadang juga ditulis e-sport).

Di Indonesia, industri esport semakin mantap karena ditopang oleh banyak pihak, salah satunya adanya lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi pecinta esport.

Dalam acara Webinar E-Sport bertajuk “Industri E-Sport Profesi Baru Tetap Eksis di Saat Pandemic Covid-19”, Jumat (14/8/2020), Direktur Polimedia Jakarta, Dr Purnomo Ananto, MM mengungkap bahwa di masa mendatang industri esport akan semakin menjanjikan.

Pernyataan Purnomo Ananto juga dipertegas oleh Kaprodi Polimedia, Yeni Nurhasanah S,Pd, MT. “Dalam konteks inilah Polimedia Jakarta fokus untuk meciptakan SDM profesional di bidang Game dan Teknologi,” tegasnya.

Politeknik Negeri Media Kreatif atau yang dikenal dengan singkatan Polimedia telah membuka program studi yang bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan memiliki daya saing di bidang esport.

Dalam Program Studi Game Technology, mahasiswa akan mempelajari kemampuan teknis yang berhubungan dengan game, kemampuan desain komponen dalam games, kemampuan menerjemahkan karakter dan konten lokal ke dalam muatan game yang dibuat, serta kemampuan berwirausaha prospek kerja sebagai game developer, game programmer, games entrepreneur, dan konsultan bisnis berbasis games.

Tak dapat dipungkiri, belakangan, ekosistem esport semakin menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Menurut proyeksi Newzoo, esport sebenarnya bisa berkembang menjadi bisnis senilai US$1,1 miliar (sekitar Rp16 triliun) pada tahun 2020 ini.

Proyeksi tersebut merupakan pertumbuhan 15,7% dari tahun 2019 yang diperkirakan memiliki nilai sebesar US$950,6 juta (sekitar Rp14 triliun).

Para pegiat esport sempat was-was dengan merebaknya pandemi Covid-19, namun ternyata, kenyataan menunjukkan hal berbeda. Esport yang juga kerap mengumpulkan massa dalam jumlah besar di satu tempat, terpaksa menghentikan banyak aktivitasnya dan mencari format baru.

Justru karena pandemi, munculah model pertandingan esports secara online, yang membuat industri ini masih tetap berdenyut walau pandemi membuat ekonomi melambat. Namun ini membuat esport selama pandemi tetap harus berjalan dengan berbagai tantangannya.

Dalam kesempatan webinar yang sama, hadir pula sebagai pembicara, Pengurus PB E-Sport Jawa Tengah, Sulistiyani. Ia memaparkan bahwa esport, selain melahirkan profesi-profesi baru, juga berpeluang besar melahirkan perusahaan-perusahaan baru.

“Di tengah pandemi, pertandingan esport terkendala bila diadakan secara langsung, namun justru kemudian melahirkan model baru secara online dengan jumlah penonton jauh lebih banyak,” ungkap Sulistiyani.

Cerita menarik terakhir dalam acara webinar tersebut datang dari narasumber yang merupakan atlet esport yang sebelumnya telah menorehkan prestasi sebagai Juara Piala Presiden Jawa Tengah tahun 2019. Dialah Fahri Khalif, pemuda berusia 20 tahun yang saat ini masih kuliah di Prodi Informatika.

Sebagai atlet esport Fahri mengisahkan bahwa dirinya sempat tak menyangka akan menjadi juara dalam Piala Presiden beberapa waktu silam.

“Nggak nyangka sebanarnya, mungkin juga rezeki saya sehingga bisa menang. Sebelumnya sih saya juga sempat berlatih 10 jam per hari. Dari latihan itu, saya mendapat ilmu dari para atlet profesional,” tutur Fahri.

Menurut Fahri, saat ini esport di Jawa Tengah yang paling banyak ekosistemnya adalah di Semarang, Solo, dan Yogyakarta.  Dari kota inilah sebelumnya atlet-atlet esport berhasil dikalahkan oleh Fahri.

“Waktu (menjadi juara, red) itu, satu tim lima orang, satu cadangan. Lawan saya banyak dari Yogyakarta, Solo, dan paling banyak dari Semarang,” tuturnya.

Kepada generasi milenial, Fahri sempatkan pula berpesan: “Bagi kalian yang gemar game, tetaplah bermain tapi jangan lupa belajar dan sekolah. Bila bermain game ditekuni secara benar, bisa menghasilkan,” tegas Fahri.