By -

Tinta Cetak untuk Industri Inovasi Polimedia Dipamerkan di Hannover Messe 2023

Sebagian besar bahan baku tinta cetak saat ini berasal dari solvent atau pelarut berbahan dasar minyak bumi. Bahan tersebut digunakan sebagai komponen utama penyusun pada varnishnya. Selain tidak ramah lingkungan karena menggunakan minyak bumi, zat pelarut ini juga merupakan produk impor yang didatangkan dari luar negeri.
 
Untuk mencari pengganti pelarut dari minyak bumi tersebut, Dosen Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Gema Sukmawati Suryadi, bersama tim risetnya mengembangkan pelarut dari bahan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit ini kemudian dikembangkan menjadi tinta cetak offset yang lebih ramah lingkungan. 
 
Inovasi dari kelapa sawit untuk tinta cetak dari Polimedia tersebut berhasil terpilih sebagai salah satu produk unggulan yang dibawa oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk dipamerkan pada ajang Hannover Messe 2023. Produk hasil kolaborasi antara mahasiswa dan dosen tersebut lolos kurasi dari Kementerian Perindustrian sebelum  berangkat ke Hannover.

Selain dapat mengurangi ketergantungan impor, produk pelarut berbahan dasar kelapa sawit ini juga dapat digunakan untuk mendukung sektor industri percetakan agar lebih ramah lingkungan.
 
“Kelapa sawit yang kami manfaatkan juga merupakan cangkang kelapa sawit yang selama ini menjadi limbah,” kata Kepala P3M Polimedia, Handika Dany Rahmayanti, yang juga merupakan salah satu delegasi dari Polimedia di Hannover Messe 2023. 
 
Bukan hanya pelarut, produk turunan lain dari kelapa sawit yang dibawa ke Hannover adalah tinta cetak offset. Varnish yang dikembangkan Polimedia ini menggunakan pelarut jenis Fatty Acid Methyl Ester atau yang lebih dikenal sebagai biodiesel sawit. 
 
“Kemudian varnish tersebut menjadi bahan baku penyusun tinta cetak offset selain pigment dan beberapa bahan aditif lainnya,” jelas Handika. 
 
Pengembangan riset yang dilakukan sejak 2020 tersebut saat ini telah menghasilkan prototipe berupa tinta cetak offset Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Hasilnya juga telah diujicobakan di laboratorium  Pengujian Bahan Grafika Polimedia. 
 
“Sejak dari tahap awal sampai pengujian di lab, riset ini melibatkan mahasiswa melalui konsep project based learning,” kata Handika. 
 
Masih menurut Handika, hasil akhir pengujian pada tinta menunjukkan, tinta ini mampu memenuhi nilai standar warna yang ditetapkan dalam ISO 12647-2. Selain itu, tinta berbahan sawit ini juga memiliki nilai Volatile Organic Compound (VOC) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tinta cetak offset konvensional lainnya.
 
Dengan demikian, penggunaan tinta dinilai lebih ramah lingkungan.  Tidak hanya itu, inovasi penggunaan kelapa sawit pada tinta cetak ini juga berdampak pada peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk tinta offset yang selama ini banyak bergantung pada bahan impor utamanya untuk komponen pelarutnya.
 
“Pemanfaatan biodiesel sawit sebagai sumber daya lokal dalam tinta cetak juga diharapkan dapat menambah diversifikasi produk hilir olahan sawit dan turunannya sebagai substitusi produk kimia berbasis minyak bumi,” kata Handika.
 
Terkait dengan kepesertaan di Hannover Messe 2023, Handika berharap produk tinta cetak dari kelapa sawit ini dapat dikembagkan lebih jauh untuk proses hilirisasi. Terlebih, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan di Indonesia.
 
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjadi salah satu co-exhibitors-nya pada gelaran Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman yang berlangsung pada 17—21 April 2023. Sejumlah karya inovasi dari politeknik di hadirkan dalam ajang tersebut. Salah satunya adalah Polimedia.

Sumber: https://www.medcom.id/pendidikan/riset-penelitian/nbw0jy3k-tinta-cetak-untuk-industri-inovasi-polimedia-dipamerkan-di-hannover-messe-2023