Di Tengah Keterbatasan, Bagus Kejar Mimpi sampai Negeri Paman Sam
Pengumuman International Student Mobility Awards (IISMA) kemarin memberikan kejutan bagi salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Bagus Hendrawan. Namanya menjadi bagian dari 590 mahasiswa vokasi di Indonesia yang akan diberangkatkan ke luar negeri untuk mengikuti pembelajaran di kampus terbaik dunia.
Mahasiswa dari prodi teknologi permainan akan menjalani program IISMA selama satu semester di University of Missouri-Kansas City khususnya pada bidang Artificial Intelligence. Bagus tidak menyangka bahwa dirinya terpilih menjadi bagian yang diminati banyak mahasiswa di Indonesia.
“Saya masih nggak nyangka menjadi awardee IISMA, apalagi jika dibandingkan dengan calon lain yang memiliki banyak prestasi” jelas Bagus di Jakarta (20/04/2023).
Lulusan SMK 51 Jakarta ini mengaku bahwa dirinya tidak berharap banyak, apalagi dengan persaingan ketat menuju kampus yang berada di Amerika Serikat tersebut. Namun berkat usaha dan doa dari keluarga dan rekan-rekannya, Bagus terpilih sebagai satu-satunya mahasiswa Polimedia yang berangkat ke Negeri Paman Sam tersebut. Bagus bertekad untuk mengembangkan permainan yang bagus untuk anak Indonesia sepulangnya belajar dari sana.
Serba Terbatas
Bagus masuk ke Polimedia pada tahun 2019. Selama berkuliah Bagus juga termasuk peserta beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul. Memiliki orangtua yang berprofesi sebagai cleaning service dan asisten rumah tangga, tidak menyurutkan semangat Bagus untuk meraih cita-cita. Di tengah keterbatasan yang sudah dilalui semenjak bangku SMK, Bagus memetik hasil manisnya saat ini.
Ayah Bagus, Sutisna saat mendengar kabar tersebut terasa campur aduk. Karena baginya pendidikan anak merupakan kebahagiaan bagi orangtuanya. Apalagi Bagus selalu berjuang untuk tetap mengenyam pendidikan sampai saat ini.
“Campur aduk rasanya, senang, haru, khawatir, karena harus jauh dari Indonesia. Tapi saya bangga kepada Bagus karena telah memberikan terbaik untuk kami” jelas Sutisna saat dihubungi melalui telepon.
Meski serba terbatas, Sutisna selalu memprioritaskan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Ayah dua anak ini bercerita bahwa anaknya jangan sampai putus sekolah karena terhalang biaya. Oleh karena itu motivasi dan pesan selalu diberikan kepada Bagus agar tetap semangat menjalani perkuliahannya.
“Saya tidak ingin anak ini seperti saya, yang tidak lanjut kuliah karena biaya. Alhamdulillah Bagus mendapatkan rejekinya disitu, dari biaya kuliah, sampai nanti akan berangkat ke luar negeri” ucap Sutisna.
Minat Bagus pada permainan sudah didukung ayahnya sejak kecil. Beberapa permainan justru diajarkan oleh ayahnya, sampai akhirnya dapat memecahkan berbagai permainan yang sulit bagi anak seumurnya. Selain itu ayahnya juga sering memberikan edukasi terkait bahasa. Bagi Sutisna, bahasa akan menjembatani anaknya ke dunia luar. Itulah mengapa sosok Ayah menjadi motivasi Bagus untuk terus berkuliah.
“Saya senang bermain playstation, dan Bagus pun menyukainya. Bersyukurnya permainan ini juga yang memberikan Bagus banyak beasiswa” kata Sutisna.
Sejak kecil Bagus sudah bercita-cita menjadi tentara. Alasannya sederhana, yakni untuk mengabdi kepada negara ini. Ternyata jalan rezeki menempatkan Bagus di prodi teknologi permainan. Bagus disini mempelajari bagaimana membangun dan mengembangkan sebuah teknologi permainan. Meski demikian, semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dengan dilakukan dengan cara yang berbeda.
“Saya harap semoga ilmu yang saya dapatkan nanti bisa berkontribusi kembali kepada keluarga, Polimedia dan juga Indonesia” tutup Bagus.
Humas Polimedia